Besok Libur Lebaran, Rupiah Hari Ini Melemah 80,5 Poin di Rp14.493 Per USD

IDXChannel - Nilai rupiah hari ini menjelang libur lebaran melemah 80,5 poin di penutupan sore ini, Kamis (28/4/2022) setelah sempat melemah 85 point di level Rp14.493 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.413.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar melonjak ke level tertinggi dalam dua dekade pada mata uang lainnya pada hari ini setelah Bank of Japan (BOJ) menggandakan kebijakan imbal hasil super rendah dengan menawarkan untuk membeli obligasi dalam jumlah tak terbatas setiap sesi sesuai kebutuhan.
"Ada beberapa spekulasi pasar bahwa BOJ mungkin akan mundur sedikit karena inflasi meningkat dan bank sentral utama lainnya melakukan pengetatan, tetapi itu tidak menunjukkan keraguan," ungkap Ibrahim dalam risetnya, Kamis (28/4/2022).
Keputusan uber-dovish membedakannya dari Federal Reserve, di mana pasar dihargai untuk kenaikan 150 basis poin (bps) hanya dalam tiga pertemuan, dan memicu aliran dana baru ke dalam dolar di depan segalanya.
Sementara BoJ mempertahankan imbal hasil mendekati nol, pasar bertaruh The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada Mei, Juni dan Juli, dan pada akhirnya mencapai 3,0% pada akhir tahun.
Kemudian, Setelah memangkas suku bunga menjadi hampir nol pada awal pandemi, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pembuat kebijakan, menyetujui kenaikan suku bunga era pandemi pertama pada 16 Maret, menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, atau seperempat poin yang membawa suku bunga pinjaman utama menjadi antara 0,25% dan 0,5%.
Banyak anggota FOMC telah menyimpulkan sejak bahwa kenaikan Maret terlalu jinak untuk mengendalikan inflasi yang berlari kencang di tertinggi 40 tahun. Para ekonom hampir yakin sekarang tentang kenaikan 50 basis poin, atau setengah poin persentase, pada keputusan suku bunga berikutnya pada 4 Mei.
Dari sentimen domestik, Lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P) meningkatkan outlook Indonesia menjadi stabil dari sebelumnya negatif, dan mempertahankan peringkat Republik Indonesia pada BBB (Investment Grade) pada 27 April 2022. S&P sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB/outlook negatif pada 22 April 2021.
Dalam laporannya, S&P menyatakan bahwa revisi ke atas outlook Indonesia menjadi stabil didasarkan pada perbaikan posisi eksternal ekonomi Indonesia, konsolidasi kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah secara gradual, dan keyakinan S&P terhadap pemulihan ekonomi Indonesia yang akan terus berlanjut sampai dengan dua tahun ke depan.
Sementara, peringkat Indonesia yang dipertahankan pada level BBB didukung oleh prospek pertumbuhan ekonomi yang solid dan rekam jejak kebijakan yang berhati-hati.
Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan pemerintah. Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Pemulihan ekonomi Indonesia diperkirakan terus berlanjut ditopang oleh kegiatan ekonomi yang kembali normal, seiring dengan cakupan vaksinasi yang semakin luas sehingga mendukung peningkatan kekebalan masyarakat. S&P memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan meningkat menjadi 5,1 persen setelah sebelumnya tumbuh 3,7 persen pada 2021. Namun, Indonesia juga perlu mewaspadai risiko yang berasal dari krisis Rusia-Ukraina.
Dalam perdagangan akhir pekan ini, mata uang garuda ditutup melemah. Sedangkan untuk perdagangan tanggal 10 Mei, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.480-Rp14.530. (TYO)