IDXChannel - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah menetapkan harga (pricing) terkait rencana penerbitan surat utang berwawasan hijau (green bonds) senilai USD400 juta atau setara dengan Rp6 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per USD). Apakah surat ini diminati investor?
Pengamat Pasar Modal dan CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto mengatakan, dari kacamata perbankan, sektor energi panas bumi yang dijalankan perseroan memiliki risiko investasi tinggi. Di sisi lain bisnis yang dioperasikan PGEO dinilai tidak atraktif bagi investor.
“Dari segi business-to-business (B2B) terutama dari sisi perbankan, bisnis panas bumi ini risikonya tinggi, return yang ditawarkan juga kurang menarik. Jadi wajar kalau sulit dapat pendanaan,” ujarnya kepada wartawan, Senin (1/4/2023).
Menurut Fendy, PGEO belum mampu menarik minat perbankan. “Kalaupun ada bank yang kasih pinjaman, tidak akan bertahan lama dalam memberikan pinjaman karena risiko bisnisnya terlalu tinggi,” ungkap Fendy.
Fendy turut mempertanyakan mengapa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tidak memberikan fasilitas pinjaman dalam proses refinancing PGEO. Padahal keduanya memiliki dukungan afiliasi dan pernah menjadi agen fasilitas pinjaman sindikasi PGEO pada 2021.