“Saat kami bertransisi menuju model bisnis yang lebih ramping dan berkelanjutan, kami telah mengambil langkah strategis untuk mengoptimalkan operasi kami. Upaya kami dalam merampingkan bisnis non-inti dan meningkatkan efisiensi operasional mulai menunjukkan hasil positif,” ujar Willix, Rabu (19/3/2025).
Willix mengungkapkan, BUKA akan mendorong segmen marketplace ke depan, sehingga pendapatan dari segmen ini bakal tumbuh lebih cepat dibandingkan O2O dalam beberapa kuartal mendatang.
Sementara, kenaikan beban yang terjadi bersifat one-off seperti biaya restrukturisasi dan biaya legal. Dalam laporan keuangan BUKA, kedua beban ini masing-masing mencapai Rp426 miliar dan Rp138 miliar.
Bukalapak mencatatkan rugi operasional Rp2,5 triliun, naik 18 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp2,13 triliun. Namun, kerugian ini dikurangi dari pendapatan keuangan BUKA yang menyentuh Rp1,04 triliun.
Dengan begitu, kerugian bersihBUKA tersisa Rp1,55 triliun hingga akhir 2024. Kerugian tersebut setara minus Rp15 per saham.