IDXChannel - Bursa saham Asia cenderung bergerak variatif pada perdagangan Jumat (19/9/2025), di tengah penguatan Wall Street semalam.
Menurut data pasar, pukul 09.07 WIB, Indeks saham Nikkei Jepang melanjutkan tren positif pada Jumat, menanjak ke rekor baru menjelang keputusan Bank of Japan (BOJ) yang diperkirakan tetap menahan kebijakan suku bunga.
Kenaikan di Jepang mengikuti rekor lain di Wall Street setelah Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga dan memberi sinyal akan ada lebih banyak pelonggaran tahun ini.
Indeks Nikkei 225 melonjak 0,68 persen pada awal perdagangan, bahkan sempat menyentuh level tertinggi di 45.852,75. Indeks yang lebih luas, Topix, naik 0,74 persen dan juga mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa.
Sehari sebelumnya, Nikkei untuk pertama kalinya berhasil ditutup di atas level 45.000.
ASX 200 Australia juga terkerek 0,78 persen, STI Singapura tumbuh 0,03 persen, dan CSI 300 China mendaki 0,18 persen.
Berbeda, Shanghai Composite melemah 0,20 persen, Hang Seng Hong Kong turun 0,04 persen, dan KOSPI Korea Selatan tergerus 0,34 persen.
Wall Street Menghijau
Sementara, bursa saham AS alias Wall Street ditutup menguat pada Kamis, dipimpin oleh indeks Nasdaq yang sarat saham teknologi dan mencetak rekor penutupan baru.
Mengutip Reuters, sektor teknologi (S5INFT) menjadi pendorong terbesar bagi S&P 500 (SPX), yang juga menorehkan rekor penutupan, begitu pula Dow Jones Industrial Average (DJI).
Penguatan Wall Street secara luas ini terjadi sehari setelah The Fed memangkas suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini dan memberi sinyal akan ada pemangkasan lagi ke depan.
Pelonggaran kebijakan moneter tersebut memicu lonjakan saham berkapitalisasi kecil, yang lebih sensitif terhadap tingkat suku bunga karena sangat bergantung pada pembiayaan.
Indeks Russell 2000 (RUT) ditutup melonjak 2,5 persen dan mencetak rekor penutupan pertamanya sejak November 2021.
Namun, ada sedikit catatan kehati-hatian: harga minyak ditutup melemah sekitar 0,8 persen.
Biasanya, biaya pinjaman yang lebih rendah mendongkrak permintaan minyak dan harga, tetapi kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS membuat harga tertekan.
Dari 11 indeks sektor di S&P 500, hanya tujuh yang mencatatkan kenaikan. Sektor teknologi naik 1,4 persen, dengan raksasa chip AI Nvidia (NVDA) menjadi pendorong utama, disusul Intel (INTC) yang melonjak 22 persen setelah mengumumkan sebuah kesepakatan. Indeks semikonduktor Philadelphia (SOX) bahkan melesat 3,6 persen. (Aldo Fernando)