Melansir dari Reuters, gencatan senjata sejauh ini masih bertahan, meski pihak Israel menyatakan akan merespons keras serangan rudal dari Iran yang terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan berakhirnya konflik.
Di sisi lain, penilaian awal intelijen AS menyebutkan bahwa serangan udara AS tidak menghancurkan kapabilitas nuklir Iran, dan hanya menundanya selama beberapa bulan. Temuan ini bertolak belakang dengan pernyataan Trump sebelumnya yang menyebut program nuklir Iran telah “dilenyapkan”.
Harga minyak Brent naik tipis 81 sen menjadi USD67,95 per barel, setelah sempat anjlok USD14,58 dalam dua sesi perdagangan terakhir. Harga minyak WTI AS juga menguat 70 sen menjadi USD65,07 per barel.
“Meski gencatan senjata antara Israel dan Iran terlihat rapuh, pasar tampaknya tidak terlalu menggubrisnya,” ujar analis senior pasar keuangan di Capital.com, Kyle Rodda.
“Secara realistis, pasar tidak terlalu peduli jika konflik terbatas berupa serangan udara terus berlangsung antara kedua negara,” tuturnya.