sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Cadangan Minyak AS Turun Tajam, Terparah Sejak 1984

Market news editor Tim IDXChannel
15/09/2022 15:46 WIB
data yang dirilis Strategic Petroleum Reserve (SPR) pada pekan lalu menyatakan bahwa hal ini merupakan penurunan tertajam sejak bulan Mei lalu.
Cadangan Minyak AS Turun Tajam, Terparah Sejak 1984
Cadangan Minyak AS Turun Tajam, Terparah Sejak 1984

IDXChannel - Stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan tajam sejak Oktober 1984 silam. Di lain pihak, Presiden AS, Joe Biden, justru tengah berencana melepaskan satu juta barel per hari selama enam bulan, terhitung sejak Maret lalu. 

Sebagaimana dilansir Reuters, Senin (12/9/2022), data Departemen Energi  (Department of Energy/DOE) AS mengungkapkan bahwa stok minyak mentah negara tersebut turun sebesar 8,4 juta barel, menjadi hanya 434,1 juta barel.

Sementara, data yang dirilis Strategic Petroleum Reserve (SPR) pada pekan lalu menyatakan bahwa hal ini merupakan penurunan tertajam sejak bulan Mei lalu, yang terdiri dari 6,3 juta barel minyak mentah manis dan sekitar 2 juta barel minyak mentah asam. 

Biden memberlakukan rencana untuk menggelontorkan 1 juta barel per hari dalam waktu enam bulan dari SPR untuk mengatasi harga bahan bakar AS yang tinggi, yang dinilai menjadi salah satu kontributor utama meningkatnya inflasi di Negeri Paman Sam.

Karenanya, pemerintah kini tengah menantikan rilis data terbaru dari SPR pada Oktober, tepat saat program tersebut berakhir. Pemerintah Biden kemungkinan akan membatasi pelepasan barel SPR setelah bulan Oktober, bila pasokan minyak berjangka terus menurun secara signifikan. 

Saham SPR pun diketahui ikut mengalami penurunan karena mandat penjualan kongres dan inisiatif harga Biden. Minyak SPR dijual ke perusahaan minyak melalui lelang online, dengan harga ditetapkan menggunakan rata-rata lima hari yang menandai tanggal pengiriman.

DOE memberikan usul agar SPR dapat diizinkan untuk membeli minyak di tahun-tahun mendatang dengan harga tetap dan telah ditetapkan sebelumnya. Pemerintah menilai hal tersebut dapat membantu meningkatkan produksi minyak dalam negeri. (TSA)

Penulis: Ribka Christiana

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement