UNIQ menyebut kendala utama menurunnya kinerja Perseroan disebabkan karena faktor eksternal/customer, seperti keterlambatan dan atau tidak adanya pembebasan lahan, rencana kerja dan produksi klien yang berubah-ubah di lokasi kerja (BKL Muratara dan MME Tanjung Enim).
“Kondisi ini berakibat pada penurunan produksi yang signifikan dan pengurangan jumlah unit yang beroperasi sehingga unit menjadi stanby,” papar Direktur Utama UNIQ, Burhan Tjokro yang dikutip dari keterbukaan informasi, Sabtu (27/11/2021).
Burhan juga menyebut faktor cuaca dimana curah hujan menjadi kendala di lapangan sehingga membuat volume produksi tergerus.
Masalah lain yang terkait adanya pembayaran yang tidak lancer dari klien sehingga arus kas Perseroan terdampak. “Hal ini membuat kami harus menutupi kas operasional dengan fasilitas kredit yang berdampak pada kenaikan biaya bunga,” paparnya.
Perseroan juga mengeluhkan kenaikan harga BBM yang menyebabkan kenaikan biaya. Menurutnya sepanjang 2021 terjadi kenaikan harga fuel hingga sebesar 20% dibanding tahun 2020.