Menurut Mielke, produksi minyak sawit tahunan global juga diperkirakan akan tumbuh pada tingkat terendah dalam empat tahun pada tahun 2023 dan 2024, yaitu sekitar 200 ribu ton hingga 300 ribu ton karena stagnasi produksi dari Indonesia dan Malaysia.
Hampir 58 persen minyak sawit yang merupakan minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi di dunia, yang diproduksi di Indonesia diekspor pada tahun 2023. Namun angka tersebut telah menurun dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan meningkatnya konsumsi dalam negeri.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh dorongan program biodiesel dari pemerintah, di mana seluruh bahan bakar diesel yang dijual di negara ini dicampur dengan minyak sawit.
Pemerintah Indonesia meluncurkan program biodiesel B35 pada bulan Februari tahun lalu yang memerlukan 35 persen campuran minyak sawit ke dalam bahan bakar solar. (ADF)