Angka industri terbaru pada bulan Maret menunjukkan bahwa ekspor minyak sawit melonjak 28,6 persen. Namun untuk minggu ini, kontrak-kontrak tersebut menuju penurunan ketiga berturut-turut, turun sekitar 0,9 persen.
Harga CPO tertahan oleh potensi peningkatan produksi di Q2 karena Komite Penasihat Program Malaysia dilaporkan telah membahas cara-cara untuk meningkatkan bahan tanaman dan manajemen pertanian yang efisien untuk meningkatkan hasil panen.
Sementara itu, terdapat ketidakpastian mengenai permintaan jangka pendek karena berakhirnya pembelian pada hari raya baru-baru ini.
Lembaga Fastmarkets pada Februari lalu sempat memproyeksi Harga CPO menembus level MYR4.000 per ton untuk pertama kalinya sejak akhir Januari 2024.
Namun demikian, harga CPO tidak mampu bertahan pada level tersebut menyusul tekanan yang berasal dari melemahnya minyak pesaing dan melambatnya permintaan ekspor.