sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dampak ‘Uluran Tangan’ UBS dan Intervensi Pemerintah untuk Credit Suisse

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
20/03/2023 12:52 WIB
Kasus Credit Suisse sepertinya belum menemui babak akhir. Teranyar, sang rival, UBS Group, berniat menyelamatkan raksasa bank asal Swiss tersebut.
Dampak ‘Uluran Tangan’ UBS dan Intervensi Pemerintah untuk Credit Suisse. (Foto: MNC Media)
Dampak ‘Uluran Tangan’ UBS dan Intervensi Pemerintah untuk Credit Suisse. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kasus Credit Suisse sepertinya belum menemui babak akhir. Teranyar, sang rival, UBS Group, berniat menyelamatkan raksasa bank asal Swiss tersebut.

Sebelumnya, Credit Suisse dilaporkan akan meminjam hingga 50 miliar franc Swiss (setara USD53,68 miliar) dari Bank Nasional Swiss di bawah fasilitas pinjaman tertutup dan fasilitas likuiditas jangka pendek.

Setelah dilaporkan meminta bantuan kepada bank sentral Swiss, dilaporkan UBS Group AG, bank terbesar Swiss akan membayar 3 miliar franc Swiss (setara USD3,23 miliar) untuk Credit Suisse dan menanggung kerugian hingga USD5,4 miliar dalam kesepakatan yang didukung oleh jaminan besar-besaran oleh bank sentral Swiss dan diperkirakan akan ditutup pada akhir tahun 2023.

UBS Group AG adalah sebuah perusahaan perbankan investasi dan jasa keuangan yang berkantor pusat di Swiss. Perusahaan yang memiliki kantor pusat di Zürich dan Basel ini eksis di semua pusat keuangan terbesar di Swiss dan bank privat terbesar di dunia.

Mixed-Feeling Pasar dan Intervensi Pemerintah

Uluran tangan USB ke Credit Suisse terbukti dapat menenangkan pasar untuk sesaat. Namun, tak semua pasar dapat merespon dengan positif. Komoditas minyak misalnya, masih tertekan dengan sentiment sepekan terakhir. Emas juga sedikit tergelincir dibanding minggu kemarin pada pembukaan perdagangan Senin (20/3).

Dow Jones futures (berjangka) naik 0,25% pada Minggu (19/3/2023), sementara S&P 500 dan Nasdaq berjangka masing-masing sempat naik 0,3% dan 0,25%.

Imbal hasil (yield) 10-year Treasury juga naik 7 basis poin menjadi 3,47% dan 2-year Treasury naik 7 basis poin menjadi 3,93% pada waktu yang sama.

Minyak mentah atau crude oil masih tertekan dengan indeks West Texas Intermediate (WTI) turun 0,61 % atau sebesar 66,33 untuk kontrak April 2023. Sementara indeks minyak Brent terkoreksi 0,58 % atau 72,56 poin. Masing-masing dijual dengan harga USD 66.33 per barel untuk WTI dan USD 72.56 untuk Brent pada pembukaan perdagangan Senin (20/3).

Penurunan harga minyak masih melanjutkan kekhawatiran pasar atas melemahnya permintaan tahun ini dan kekhawatiran pasar akan krisis perbankan yang membayangi.

Pasar minyak mengalami kerugian mingguan terburuknya karena investor melakukan aksi jual besar-besaran di tengah kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi tahun ini akan menghalangi permintaan minyak. Harga minyak juga jatuh ke posisi terendah dalam 15 bulan terakhir.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement