IDXChannel – Saham sektor poultry (perunggasan) menghijau pada Selasa (18/11/2025), di tengah rencana Danantara menyalurkan Rp20 triliun untuk pembiayaan peternak ayam pedaging dan petelur.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) melesat 9,03 persen ke level Rp314 per unit, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) naik 1,95 persen menjadi Rp4.700 per unit, dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) tumbuh 0,86 persen ke Rp2.350 per unit.
Berbeda, PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) turun 1,22 persen ke Rp810 per unit, sedangkan PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) stagnan di Rp33 per unit.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, M. Nafan Aji, menilai bahwa stimulus Danantara berpotensi mendorong kinerja para emiten perunggasan.
Menurut dia, anggaran Danantara tersebut dapat memperkuat struktur usaha pemain besar di sektor ini. “Tentunya, ini bisa memberikan benefit bagi emiten-emiten berbasis poultry,” ujar Nafan, Selasa (18/11).
Ia melanjutkan, emiten perunggasan memiliki skala bisnis yang mapan sehingga mampu menyerap pasokan secara efektif. “Emiten-emiten tersebut kan besar, sudah memiliki bisnis peternakan yang terintegrasi dan sophisticated. Jadi, ini bagus,” katanya.
Di sisi lain, Nafan menekankan bahwa aliran pasokan dari peternak ke perusahaan perunggasan juga berpotensi lebih terjamin. Nafan pun merekomendasikan accumulative buy untuk JPFA dengan target price Rp2.940.
Sementara, dalam riset bertanggal 11 November 2025, BRI Danareksa mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor poultry, dengan CPIN sebagai saham unggulan utama (rasio price-to earnings atau P/E 16 kali, price-to book value atau P/BV 2,4 kali), diikuti JPFA (P/E 7,5 kali) dan MAIN (P/E 5,1 kali).
Risiko yang perlu dicermati antara lain pelemahan daya beli masyarakat serta potensi gangguan pasokan pakan.
Meski demikian, BRI Danareksa menilai sektor unggas tetap prospektif ke depan, dengan CPIN sebagai pilihan utama investor di tengah dinamika industri.
Sebelumnya, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai potensi pergerakan saham unggas masih terbuka lebar, khususnya bagi JPFA yang mulai menunjukkan sinyal teknikal positif.
“Secara khusus saya memperhatikan potensi JPFA untuk bergerak lanjutan,” ujar Michael, Kamis (13/11) pekan lalu.
Ia menjelaskan bahwa dalam pergerakan mingguan, saham JPFA berhasil menembus pola double bottom di area neckline 2.250.
“Jika JPFA mampu mempertahankan area ini, maka peluang JPFA bergerak ke 3.200 di last high di 2019, hingga ke 3.500 adalah besar,” kata Michael.
Dana Rp20 Triliun untuk Peternak Ayam
Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan, Danantara tidak akan membangun peternakan ayam dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sovereign Wealth Fund (SWF) pemerintah itu hanya membiayai para peternak ayam pedaging dan petelur di Indonesia.
Pernyataan ini untuk meluruskan kesalahpahaman soal rencana Danantara membangun peternakan untuk mendukung program MBG. Dalam program itu, Danantara menyiapkan dana hingga Rp20 triliun yang akan dikerjakan peternak lokal.
"Jadi, anggaran sebesar Rp20 triliun itu untuk membiayai para peternak, bukan Danantara yang membangun peternakan sendiri," kata Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang di Kantor BGN, Jakarta, Senin (17/11/2025).
Nanik mengatakan, keterlibatan Danantara dalam mendukung program MBG untuk membentuk ekosistem terintegrasi dari hulu hingga hilir. Tujuannya menjaga stabilitas pasokan dan harga telur dan ayam di tengah potensi kenaikan permintaan akibat MBG.
Keberadaan Danantara, kata dia, seluruh ekosistem, termasuk peternak ayam petelur dan pedaging bisa ikut terlibat untuk memasok kebutuhan telur dan daging ayam. Dengan rantai pasok yang lebih kuat, program MBG tak mendongkrak inflasi terlalu tinggi.
Nanik mengatakan, Danantara saat ini masih mengkaji rencana ini secara mendalam sebelum memutuskan pelaksanaan proyek. Berbagai faktor seperti infrastruktur hingga lokasi masih dalam tahap studi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.