IDXChannel - PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/8/2023).
Harga saham emiten jasa sertifikasi ini dibuka naik 34,25% ke level Rp145 pada perdagangan perdananya. Sebelumnya, harga penawaran yang ditetapkan oleh perseroan sebesar Rp108 per saham.
Hingga pukul 09.03 WIB, harga saham MUTU masih berada pada level Rp145 per saham. Volume saham yang diperdagangkan tercatat sebanyak 17,21 juta saham, dan nilai transaksi mencapai Rp2,50 miliar. Sedangkan frekuensinya sebanyak 2.440 kali.
“Momen ini merupakan milestone terpenting dan strategis yang menjadi penanda awal MUTU untuk terus tumbuh berkembang menjadi perusahaan di bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi atau testing, inspection, certification terbesar di Indonesia, dengan fokus bisnis dan pengembangan pada sektor ekonomi hijau, ekonomi syariah dan ekonomi digital,” kata Direktur Utama MUTU, Arifin Lambaga di Gedung Bursa Efek Indonesia pada Rabu (9/8/2023).
Arifin mengungkapkan bahwa, dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dapat menjadi dukungan bagi perseroan untuk menangkap peluang lebih besar di industri. Serta memberi kesempatan lebih besar untuk mengeksekusi rencana bisnis.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menawarkan sebanyak 942,85 juta saham atau 30% dari modal ditempatkan dan disetor. Dengan harga yang ditetapkan, perseroan mengincar dana segar sebesar Rp101,82 miliar.
Bersamaan dengan IPO ini, perseroan juga akan menerbitkan sebanyak 235,71 juta Waran Seri I atau sebanyak 10,71% dari total saham yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp324 selama masa berlakunya pelaksanaan.
Perihal penggunaan dana, sebesar 66% akan dialokasikan untuk keperluan belanja modal atau capital expenditure (capex) guna mengembangkan laboratorium perseroan, baik yang saat ini telah dimiliki maupun pengembangan laboratorium baru yang nantinya akan menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi.
Saat ini untuk pembukaan laboratorium perseroan masih dalam proses survey lokasi di beberapa wilayah seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi dan ditargetkan akan mulai dilaksanakan pada tahun 2023.
Kemudian sebesar 34% akan dialokasikan untuk keperluan modal kerja atau operational expenditure (opex) yang mencakup biaya pengadaan bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, serta biaya umum dan administrasi.
(DES)