sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Di Balik Panasnya Grup Bakrie, Saham Konglo Lain Dinilai Menarik

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
10/12/2025 11:25 WIB
Euforia pada saham-saham Grup Bakrie belakangan ini tak menghalangi munculnya peluang di emiten konglomerasi lainnya.
Di Balik Panasnya Grup Bakrie, Saham Konglo Lain Dinilai Menarik. (Foto: Freepik)
Di Balik Panasnya Grup Bakrie, Saham Konglo Lain Dinilai Menarik. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Euforia pada saham-saham Grup Bakrie belakangan ini tak menghalangi munculnya peluang di emiten konglomerasi lainnya.

Sejumlah saham yang dikendalikan kelompok usaha besar dinilai menarik disimak berkat kombinasi katalis korporasi dan prospek teknikal yang masih solid.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai pergerakan harga yang konsisten, beserta agenda ekspansi masing-masing perusahaan, membuat saham-saham tersebut layak masuk radar investor.

“Beberapa saham konglomerasi yang menarik lain, seperti RAJA, RATU, BUVA, WIFI,” ujarnya, Rabu (10/12/2025), merujuk ke sejumlah emiten yang dikendalikan Happy Hapsoro dan Hashim S. Djojohadikusumo.

Michael menjelaskan bahwa masing-masing saham tersebut memiliki target teknikal yang sudah ia proyeksikan.

“RAJA memiliki target melewati angka 7.000, RATU di 12.000 ke atas, serta WIFI di angka 4500 ke atas. Masih terlihat menarik, menyusul akumulasi serta area technical analysis yang masih dalam sideways,” tuturnya.

Sebelumnya, pada 26 November lalu, Michael menekankan adanya transformasi bisnis di RAJA.

“Untuk RAJA sendiri diketahui perusahaan sedang melakukan diversifikasi terhadap sektor EBT serta beberapa hal terkait operasional bisnis lama yang dikembangkan seperti proyek LNG, pipa BBM dan akuisisi gas,” tutur dia.

Sementara, Samuel Sekuritas mencatat, dalam riset yang terbit pada 2 Desember 2025, RATU menyiapkan strategi akuisisi bertahap dengan skala multi-horizon, mencakup tujuh rencana akuisisi dalam tiga tahun ke depan. Dua di antaranya ditargetkan rampung pada kuartal IV-2025 hingga semester I-2026.

Menurut riset tersebut, RATU lebih dulu akan fokus pada investasi non-operasional dalam 1-3 tahun mendatang. Artinya, perusahaan akan masuk sebagai pemegang participating interest di blok-blok besar yang masih dirahasiakan, tanpa memikul tanggung jawab operasional.

Baru pada horizon menengah, yakni 3-5 tahun, RATU berniat masuk ke investasi operasional dengan mengincar PSC berproduksi lebih kecil demi membangun kemampuan operasional internal.

Target jangka panjangnya lebih ambisius, yakni memperluas jejak sebagai operator di PSC skala besar dalam 6-10 tahun, dengan prioritas aset ber-IRR (Internal Rate of Return) di atas 10 persen dan struktur pendanaan 80:20 antara utang dan ekuitas.

Manajemen mengungkap, tujuh rencana akuisisi tengah diproses, masing-masing bernilai antara USD10 juta hingga USD150 juta. Dua transaksi telah berada dalam tahap finalisasi dan ditargetkan rampung semester I-2026.

Samuel Sekuritas menilai hubungan RATU dengan ekosistem Barito Group milik Prajogo Pangestu menjadi katalis tambahan. Masuknya jajaran komisaris dan direksi yang memiliki rekam jejak di BREN, Star Energy Geothermal, hingga Chandra Asri memperkuat sinyal sinergi strategis.

CDIA juga telah menanamkan investasi langsung senilai USD9,4 juta atau sekitar 5 persen saham RATU.

Selain itu, keterkaitan kepemilikan antara kelompok Barito dan Happy Hapsoro, yang menguasai RATU, RAJA, serta memiliki 34,17 persen saham PTRO, dipandang membuka peluang kolaborasi operasional yang unik.

Historisnya, saham-saham yang berafiliasi dengan Barito Group seperti BREN, CUAN, PTRO, dan CDIA sering diperdagangkan dengan valuasi premium, rata-rata pada PER 411 kali. Samuel Sekuritas memperkirakan kepercayaan yang sama bisa mengalir ke RATU.

Kemudian, kenaikan tajam saham BUVA tak lepas dari sentimen rights issue yang baru saja rampung diselenggarakan emiten Hapsoro tersebut.

Kabar terbaru untuk WIFI, dikutip dari media daring, manajemen menyampaikan, perseroan telah menandatangani addendum perjanjian kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait pengembangan jaringan fiber optik di Sumatera.

Pihak WIFI menjelaskan, penandatanganan ini menandai perluasan ekspansi proyek perseroan ke Pulau Sumatera.

Sebagai gambaran, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.12 WIB, saham emiten batu bara Grup Bakrie dan Grup Salim PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melonjak 20,59 persen ke Rp328 per unit, level tertinggi sejak awal 2018 silam.

Dalam sebulan terakhir, saham BUMI melejit 131 persen dan sejak awal 2025 (year to date/YtD) terbang 176 persen.

Saham kontraktor pertambangan milik Bakrie PT Darma Henwa Tbk (DEWA) juga meningkat 3,86 persen ke Rp525 per unit, level tertinggi dalam lebih dari 15 tahun terakhir. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement