IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada sore ini ditutup melemah 22 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 30 poin di level Rp14.442 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.419.
Pengamat rupiah, Ibrahim Assuaibi mengatakan, faktor ketidakpastian seputar varian Omicron Covid-19 dan ekspektasi data inflasi AS yang lebih panas meningkatkan tekanan pada suku bunga membuat indeks dolar AS menguat hari ini.
"Omicron telah menemukan jalannya ke sekitar sepertiga negara bagian AS. Meskipun penelitian varian terus berlanjut, sebuah artikel oleh Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan mengatakan mayoritas pasien COVID-19 dirawat karena alasan lain dan bergantung pada oksigen," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (6/12/2021).
Selain itu, pasar treasury juga bergejolak dalam beberapa sesi terakhir, dengan kurva imbal hasil AS mendatar tajam di atas ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan bergerak terlalu cepat untuk mengekang inflasi dan pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Pasar suku bunga berjangka telah memperkirakan kenaikan suku bunga AS sekitar pertengahan 2022, tetapi hanya mencapai setinggi sekitar 1,5% pada akhir 2026 dan investor tetap waspada terhadap perubahan itu dengan cepat. Namun, angka inflasi tahun-ke-tahun di atas 7%, terhadap ekspektasi ekonom sebesar 6,7%, dapat mengubah banyak hal. "Inflasi dengan angka 7 sebagai angka besar akan membuat dolar naik," kata Weston.