"Saat ini, perseroan sedang melakukan upaya terbaik untuk menyelesaikan force majeure termasuk melakukan koordinasi dengan Pertamina terkait progres novasi LNG dari Pertamina ke PGN," paparnya.
Lebih jauh diakui Rachmat, Gunvor sendiri telah menyampaikan tanggapan atas kondisi force majeure yang dialami perseroan. Karena, sambungnya, kendala pengiriman kargo LNG kepada Gunvor tidak kurang dari beberapa bulan pada 2024.
"Intinya (Gunvor) tidak sependapat dengan klaim force majeure yang diajukan perseroan. Namun perseroan masih melakukan koordinasi dengan Gunvor untuk memutakhirkan perkembangan atas
kondisi force majeure," jelas dia.
Menurutnya, sebagaimana umumnya pada perjanjian, apabila terdapat kondisi force majeure, maka dimungkinkan terdapat potensi tuntutan hukum.