Meski prospek jangka pendek dinilai positif, Suhindarto menyinggung tantangan masih ada, seperti risiko lonjakan yield akibat pelebaran defisit fiskal, hingga dinamika kebijakan moneter global yang dapat berubah sewaktu-waktu.
Sektor keuangan, ujarnya, diprediksi masih menjadi penyumbang terbesar dalam penerbitan surat utang korporasi, diikuti oleh sektor infrastruktur dan manufaktur. Permintaan dari investor tetap tinggi, terutama terhadap instrumen dengan peringkat tinggi dan kupon tetap.
Di pasar sekunder, aktivitas transaksi obligasi korporasi masih tumbuh secara terbatas. Namun, menurut Suhindarto, likuiditas mulai menunjukkan perbaikan.
“Prospek pasar sekunder akan semakin solid jika pelonggaran moneter berlanjut dan tekanan fiskal dapat diminimalkan,” kata dia.
(NIA DEVIYANA)