IDXChannel - Valuasi saham Bank Pembangunan Daerah (BPD) seperti PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) atau BJBR saat ini yang dianggap undervalue atau murah bisa jadi pilihan investor ritel.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan, melihat situasi dan kondisi makro serta geopolitik, perseroan meyakini saat valuasi BJBR rendah, ada peluang bagi para investor.
"Jadi inilah kesempatan kepada para investor terutama investor ritel khususnya dan tentu kepada institusi bahwa kondisi ini tentu menjadi peluang untuk saham Bank BJB diminati para investor dan tentunya kami sangat berharap ke depan situasi yang ada akan mengalami perbaikan-perbaikan terutama di kuartal II 2024," kata Yuddy dalam Public Expose Bank BJB, Selasa (31/10/2023).
Yuddy mengaku pihaknya juga melakukan diskusi dengan para analis tentang situasi suku bunga tinggi saat ini yang sudah naik 25 basis poin menjadi 6 persen.
"Mudah-mudahan proyeksinya akan melandai menjadi bagian daripada memperbaiki suasana perbankan yang saat ini sebagian besar menghadapi tantangan besar," kata Yuddy.
Direktur Keuangan Bank BJB Nia Kania menambahkan, harga saham BJBR yang memang sudah undervalue masih merupakan tahap wajar.
"Kami meyakini hal itu merupakan harga wajar dari BJBR dari fundamental kita dan melihat dari kinerja kita dari kuartal per kuartal sudah menunjukkan terlaksana dengan baik, pertumbuhan double digit, pencapaian laba sudah jauh lebih baik yang menunjukkan optimisme kita kedepan," ujar Nia.
Berdasarkan perhitungan rasio price to book value (PBV), PBV BJBR sebesar 0,81 kali. Angka itu jauh di bawah rata-rata PBV 5 tahun yang sebesar 1,24 kali hingga di bawah rata-rata PBV 5 tahunan standar deviasi minus 1 sebesar 0,87 kali, sehingga valuasi saham BJBR saat ini bisa dibilang lumayan murah.
Selain masih murah, BJBR merupakan salah satu saham non-cyclical yang rajin membagikan dividen cukup besar. Rata-rata pembagian dividen BJBR sekitar 6 persen, bahkan bisa lebih. Angka dividen itu, tentu saja di atas inflasi.
Pada buku 2022, BJBR membagikan dividen yield sebesar 7,55 persen, jauh di atas inflasi. Tahun buku 2022, Bank BJB berhasil mencatatkan pertumbuhan laba yang berkualitas, sehingga dividen per saham pun meningkat dari Rp99,11 menjadi Rp104,55.
Sementara, dalam kurun waktu lima tahun, average dividend yield BJBR di angka 8,95 persen jauh di atas dividend yield industri yang hanya 2,74 persen.
Sejumlah sekuritas, juga memberikan penilaian positif terhadap saham BJBR dalam berbagai riset-riset terbarunya. Apalagi, sektor perbankan diproyeksikan akan tetap tumbuh positif seiring dengan perbaikan ekonomi dan terjaganya daya beli.
(RNA)