IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal rawan memasuki fase konsolidasi jangka pendek pada perdagangan hari ini, Rabu (3/1/2024).
Phintraco Sekuritas dalam risetnya mengatakan bahwa IHSG masih menjaga bullish trend seiring dengan rebound yang terjadi pada Selasa (2/1/2024) kemarin.
Namun, volume transaksi cenderung turun sejak pertengahan Desember 2023 yang diikuti sinyal overbought pada Stochastic RSI.
"IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang 7.250-7.300," tulis Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, dalam risetnya, Rabu (3/1/2024).
Menurut Valdy, pergerakan indeks bakal ditopang oleh dua data domestik yang dirilis Selasa (2/1/2024). Pertama, kenaikan indeks manufaktur ke 52,2 di Desember 2023 dari 51,7 di November 2023. Kedua, perlambatan laju inflasi total ke 2,61 persen secara tahunan (year on year/yoy) di Desember 2023, dari 2,85 persen (yoy) pada November 2023.
"Di sisi lain, inflasi inti relatif stabil di 1,8 persen year on year. Kondisi ini menjadi indikator awal solidnya konsumsi masyarakat sampai dengan akhir 2023," tutur Valdy.
Dari eksternal, indeks manufaktur Jerman membaik ke 43,3 di Desember 2023, sedikit lebih baik dari perkiraan di 43,1. Di samping itu, indeks manufaktur Tiongkok sebelumnya juga bertahan di atas batas ekspansif (50), tepatnya di 50,8 di Desember 2023.
Valdy menyebut, penerapan kembali bea cukai impor batu bara oleh Tiongkok berpotensi memicu peralihan sumber batubara Tiongkok dalam jangka pendek.
Dengan demikian, lanjut Valdy, saham-saham yang terkait energi, seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), juga saham-saham sektor bahan baku seperti PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) dapat diperhatikan. (TSA)