Data pasar tenaga kerja yang semakin melemah dalam beberapa pekan terakhir menjadi pendorong utama meningkatnya ekspektasi pelonggaran, yang pada gilirannya menekan dolar dan imbal hasil obligasi, sekaligus mendorong harga saham naik, dengan Wall Street mencatat rekor baru pada Senin.
"Semakin banyak pandangan bahwa The Fed tertinggal dalam merespons situasi dan perlu segera mempercepat langkah untuk membawa suku bunga ke level netral," kata Kepala Riset di Pepperstone, Chris Weston, dilansir Investing, Selasa (16/9/2025).
Euro diperdagangkan nyaris tidak berubah pada sesi pagi Asia di level USD1,1765, mendekati level tertinggi Selasa pekan lalu di USD1,1780. Poundsterling stabil di USD1,3605 setelah mencapai USD1,3621 pada sesi sebelumnya, tertinggi sejak 8 Juli.
Dolar Australia bertahan di USD0,6672, tepat di bawah level tertinggi Senin di USD0,6674, yang merupakan level tertinggi sejak 8 November.
(NIA DEVIYANA)