Dia menambahkan, kondisi geografis dan kurangnya standar global dalam industri nikel laterit menjadi tantangan besar. Namun, perseroan mengambil inisiatif untuk menciptakan standar baru yang berkelanjutan demi menjaga ekosistem sekitar area operasional mereka.
"Kami menilai keanekaragaman hayati di semua area kritis di Pulau Obi tempat kami beroperasi. Kami terus maju dalam lingkungan yang sangat menantang di mana tidak banyak penelitian dan pengetahuan yang tersedia di tingkat global tentang penambangan nikel laterit yang kami lakukan," katanya.
"Namun, kami berkomitmen untuk melanjutkan perjalanan kami dan kami sangat senang telah menerima apresiasi dan penghargaan ini dari IDX Channel," kata dia.
Untuk diketahui, saat ini Harita Nickel sedang menjalani audit secara sukarela terhadap standar pertambangan global paling ketat di dunia, yakni Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) sebagai lembaga independen ESG dunia.
Harita Nickel menjadi perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi pertama di Indonesia yang berkomitmen untuk diaudit oleh IRMA.
(Nur Ichsan Yuniarto)