Sedangkan laba tahun berjalan tumbuh mencapai USD44,99 juta hingga Agustus 2021, dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencatatkan rugi periode berjalan USD18,63 juta. Total aset perseroan mencapai USD811 juta, liabilitas USD761,96 juta, dan ekutias mencapai USD49,03 juta.
"Jika berbicara prospek, harga sahamnya ini perlu lebih hati-hati, karena kenaikan yang terus menerus dalam waktu singkat tanpa disertai fundamental bisa rawan profit taking," jelasnya.
Membahas prospek usaha, dalam keterbukaan informasi disebutkan bahwa larangan ekspor batu bara tidak mempunyai dampak material terhadap kinerja keuangan, kegiatan operasional, permasalahan hukum dan kelangsungan usaha Perseroan dan/atau Entitas Anak Perseroan.
Melalui anak usahanya yaitu Maruwai Coal (MC), perseroan memastikan telah melakukan mitigasi atas potensi wanprestasi dengan melakukan komunikasi secara intens terhadap pembeli. Termasuk mengkaji kemungkinan penjadwalan ulang pengiriman dan atau penyampaian keadaan kahar.
Dalam prospektus IPO diterangkan bahwa permintaan batu bara metalurgi berkaitan erat dengan peningkatan permintaan besi baja. Sedangkan permintaan besi baja dipengaruhi atas peningkatan aktivitas perekonomian negara.