Sementara itu, Ibrahim menyebut, tantangan ekonomi lainnya di tahun ini adalah potensi penerimaan dari sektor komoditas yang berpotensi turun.
"Per 8 Mei 2023, beberapa harga komoditas penting bagi Indonesia mengalami koreksi harga seperti harga batu bara (Newcastle) mencapai USD169,7 per ton, atau terkoreksi 58 persen YTD; CPO (FOB Malaysia) mencapai USD920,4 per ton atau terkoreksi 2,8 persen YTD dan harga nikel USD24.531,0 per ton atau terkoreksi 18,4 persen YTD," jelasnya.
Meski begitu, koreksi harga komoditas terakhir ini adalah proses normalisasi setelah mengalami lonjakan selama 2021-2022. Walaupun, harga-harga melemah, namun akan masih lebih tinggi dibandingkan harga sebelum pandemi Covid-19 dan masih menguntungkan.
Untuk perdagangan Kamis besok (11/5), Ibrahim memprediksi, mata uang rupiah dibuka berfluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp14.700-Rp14.770 per USD.
(FAY)