Sebagai tahap awal, sambung dia, perseroan bakal menjajaki pengembangan bisnis dengan Kenya yang berada di Benua Afrika.
Alasan menjajaki bisnis dengan Kenya, diakui Julfi, karena negara yang berada di bagian timur Afrika itu memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil.
"Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan keamanan yang terus membaik tentunya menjadi peluang bisnis positif bagi Pertamina Geothermal Energy dalam melakukan ekspansi bisnis secara global," terang dia.
Kenya merupakan yang terdepan di Afrika dalam pengembangan panas bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 865 MW dan berada di posisi ke-7 dalam peringkat global.
Pada 2030, Kenya menargetkan memiliki 5.530 MW total kapasitas terpasang. Saat ini, Kenya memiliki total potensi panas bumi sebesar 7 GW.
Dengan target sebesar itu, maka Kenya berambisi untuk menjadikan panas bumi sebagai sumber energi bersih terbesar di negara mereka pada tahun 2030.
Selain itu, Pemerintah Kenya juga memiliki kebijakan untuk meningkatkan jumlah tenaga panas bumi secara signifikan karena bersifat alami, mampu memenuhi beban listrik dasar (baseload), ramah lingkungan, dan hemat biaya.