"Kebijakan tersebut merupakan lanjutan dari stimulus PBoC yang menyuntikkan CNY700 miliar ke dalam lembaga keuangan melalui fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) selama 1 tahun dengan tetap mempertahankan tingkat suku bunga di 2 persen, untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan yang sedang berlangsung," tuturnya.
Para investor juga menantikan pertemuan National People’s Congress yang dijadwalkan pada 4-8 November 2024 untuk pengumuman potensial mengenai utang dan langkah-langkah fiskal lainnya.
Dari sisi domestik, kata Felix, Bank Indonesia (BI) merilis data pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) di September 2024 yang mencapai Rp9.044,9 triliun atau naik 7,2 persen YoY (Agustus 2024 tumbuh 7,3 persen YoY).
Selain itu, sambungnya, Presiden Prabowo Subianto menginginkan adanya penghapusan utang berkualitas buruk untuk petani dan nelayan yang berjumlah 5-6 juta nasabah dengan penerbitan Peraturan Presiden pada beberapa pekan mendatang.