Untuk informasi, pada Agustus 2022, KLIN melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mendapatkan dana sebesar Rp23 miliar untuk modal tambahan guna memperluas skala bisnisnya. Dana IPO digunakan untuk penambahan aset tetap berupa pabrik, mesin, dan persediaan bahan baku.
Hal ini berpengaruh cukup besar terhadap kenaikan omzet penjualan. Penjualan KLIN paska IPO pada kuartal IV-2022 mencapai 30% sebesar Rp2,2 miliar dari total omzet penjualan Rp7,5 miliar sepanjang 2022.
Penambahan aset dari hasil IPO membuat total aset KLIN bertumbuh 84% menjadi Rp44,6 miliar dari 2021, yaitu Rp24,2 miliar. Selain itu, ekuitas KLIN juga meningkat 206% menjadi Rp33,4 miliar dari Rp10,8 miliar di 2021.
Pertumbuhan aset juga menyebabkan omzet penjualan KLIN pada 2022 meningkat 90% menjadi Rp7,5 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Selain pasar domestik, peminat produk KLIN juga berasal dari berbagai negara, seperti Italia, Singapura, Brasil, Yunani, Korea Selatan, Muritius, Oman, Amerika Serikat, dan Malaysia. Saat ini, pasar ekspor KLIN memberikan kontribusi 10% dari total penjualan dan ke depannya ditargetkan meningkat 40% dalam lima tahun.
Sepanjang 2022, volume ekspor produk KLIN mencapai 37.711 pcs dengan nilai Rp703,56 juta. Kemudian produk yang paling banyak diekspor adalah alat pel. Selama ini, perseroan melayani pasar luar negeri dengan mekanisme private label.
Hal ini dikarenakan KLIN melihat potensi private label cenderung lebih diminati distributor global karena fleksibilitas penggunaan banyak merek.
KLIN membukukan rugi bersih setelah pajak sebesar Rp1,08 miliar yang disebabkan beberapa pos beban, antara lain biaya depresiasi sebesar Rp871,96 juta dan pembebanan biaya sewa lahan per tahun sebesar Rp739,14 juta.