Destinasi utama ekspor olahan timah meliputi China (903 ton, -51 persen MoM), Korea (222 ton, -53 persen MoM), dan Singapura (75 ton, -85 persen MoM).
Meskipun demikian, ekspor telah kembali berjalan sejak pertengahan Februari. Timothy menilai hal ini akan memperbaiki performa TINS dalam beberapa bulan mendatang.
Analis menyoroti volume produksi timah global yang melandai. Faktornya adalah penurunan biaya pengolahan konsentrat timah (TC) di China, sehingga memaksa smelter untuk menghentikan produksi.
Salah satu dampak positif dari keterbatasan ekspor adalah tingginya harga timah di pasar global.
Harga timah di London Metal Exchange (LME) tetap stabil di level tinggi, didukung oleh berkurangnya pasokan dari Indonesia serta penurunan impor bijih timah oleh China .