“Hal ini juga didorong oleh penurunan impor bijih oleh China dari Myanmar, dan Republik Demokratik Kongo,” kata dia.
Strategi TINS hadapi penurunan ekspor
Dalam menghadapi ketidakpastian produksi dan ekspor, TINS saat ini fokus terhadap efisiensi operasional melalui peningkatan penggunaan teknologi Ausmelt (TSL Ausmelt)
Perusahaan menargetkan 90 persen produksi timah metal mereka pada 2025 menggunakan TSL Ausmelt.
“Rendahnya produksi juga berarti biaya yang lebih tinggi dalam dua bulan pertama 2025, meskipun kami memperkirakan biaya tersebut akan pulih selama sisa tahun ini karena (perusahaan) berencana untuk memproduksi 90 persen logam timah menggunakan Ausmelt yang lebih hemat biaya,” tutur dia.
Namun, cuaca buruk dan kendala operasional di awal tahun dikhawatirkan membuat produksi dan penjualan TINS pada Januari-Februari 2025.