sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Elon Musk Sebut Kesepakatan Akuisisi Twitter Bisa Berlanjut, Ini  Syaratnya

Market news editor Febrina Ratna
07/08/2022 06:47 WIB
Elon Musk menyatakan rencana akuisisi Twitter senilai USD44 miliar bisa bergerak maju jika dia mendapatkan data jumlah akun bot/spam yang tepat.
Elon Musk Sebut Kesepakatan Akuisisi Twitter Bisa Berlanjut, Ini  Syaratnya. (Foto:MNC Media)
Elon Musk Sebut Kesepakatan Akuisisi Twitter Bisa Berlanjut, Ini  Syaratnya. (Foto:MNC Media)

IDXChannel Elon Musk menyatakan pada Sabtu (6/8/2022) bahwa rencana pengambilalihan Twitter senilai USD44 miliar bisa bergerak maju. Namun, perusahaan media sosial itu harus bisa mengonfirmasi seberapa banyak akun pengguna yang merupakan bot/spam dengan orang sungguhan.

Dilansir dari APNews, miliarder dan CEO Tesla telah mundur dari perjanjian yang disepakati pada April terkait akuisisi perusahaan media sosial tersebut. Hal itu membuat Twitter menuntutnya untuk menyelesaikan akuisisi pada bulan lalu.

Musk membalas dengan menuduh Twitter menyesatkan timnya tentang jumlah basis penggunanya. Hal itu menurut Musk sebagai tindakan penipuan dan pelanggaran kontrak.

Akibat masalah tersebut, kedua pihak mengajukan gugatan dan bakal bertemu di pengadilan Delaware pada Oktober mendatang.

"Jika Twitter hanya menyediakan metode pengambilan sampel 100 akun, bagaimana mereka bisa dikonfirmasi sebagai akun yang nyata, kesepakatan harus dilanjutkan sesuai perjanjian awal," ujar  Musk seperti dikutip dari ApNews, Minggu (7/8/2022).

“Namun, jika ternyata pengajuan SEC mereka secara material salah, maka seharusnya tidak (dilanjutkan),” tambahnya.

Musk, yang memiliki lebih dari 100 juta pengikut Twitter, menantang CEO Twitter Parag Agrawal untuk "debat publik tentang persentase bot Twitter."

Twitter menolak berkomentar. Perusahaan itu telah berulang kali mengungkapkan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) bahwa kurang dari 5% akun pengguna yang berupa bot atau spam, meskipun ada peluang angka tersebut bisa lebih tinggi.

Musk melepaskan haknya untuk melakukan uji tuntas lebih lanjut ketika dia menandatangani perjanjian merger April.

Twitter telah berargumen di pengadilan bahwa Musk sengaja mencoba untuk menghentikan kesepakatan dan menggunakan pertanyaan bot sebagai alasan karena kondisi pasar telah memburuk dan akuisisi tidak lagi sesuai dengan kepentingannya.

Dalam pengajuan tuntutan di pengadilan pada Kamis lalu, Twitter membantah klaim Musk dan menggambarkan pernyataan pendiri Tesla itu sebagai cerita imajiner dan bertentangan dengan bukti dan akal sehat.

"Musk menciptakan representasi yang tidak pernah dibuat Twitter dan kemudian mencoba menggunakan, secara selektif, data rahasia ekstensif yang diberikan Twitter kepadanya untuk menyulap pelanggaran representasi yang diklaim itu," tulis pengacara perusahaan.

Sementara Musk telah mencoba untuk tetap fokus pada pengungkapan bot, tim hukum Twitter telah menggali informasi tentang sejumlah investor dan pengusaha teknologi yang terhubung dengan Musk.

Mereka dapat dipanggil oleh pengadilan dengan cara menelusuri komunikasi pribadi mereka dengan CEO Tesla itu.

(FRI)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement