Para investor tengah menantikan data-data penting minggu ini termasuk data lowongan pekerjaan AS dan data nonfarm payrolls, serta risalah pertemuan The Fed Desember 2023.
Namun, para investor juga kurang yakin bahwa Bank Sentral Eropa dan Bank of England akan memangkas biaya pinjaman secepatnya. Karena kedua bank sentral utama Eropa tersebut mempertahankan sikap suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Di tempat lain, Bank of Japan masih berada di bawah tekanan untuk meninggalkan kebijakan suku bunga negatifnya. Sementara Bank Sentral China (PBOC) diperkirakan akan lebih melonggarkan kebijakannya untuk mendukung pertumbuhan.
Bisa di bilang, 2023 adalah tahunnya komoditas emas di tengah sejumlah sentimen makro. Di antaranya adalah kebijakan suku bunga hingga pecahnya perang Israel-Gaza yang sempat membuat harga emas perkasa.
Emas melonjak lebih dari 8 persen selama enam bulan terakhir. Dalam satu tahun, harga emas telah melonjak 14 persen. Hingga jelang akhir tahun 2023 (29/12/2023), harga emas berada di level USD 2.070 per troy ons. Sebelumnya, harga emas sempat mencapai All Time High (ATH) pada Senin (4/12) di level USD2.133 per troy ons. (Lihat grafik di bawah ini.)