Pada Kamis, Trump memberlakukan putaran baru tarif yang lebih berat terhadap berbagai barang impor mulai 1 Oktober 2025.
Sementara itu, data yang dirilis pada Kamis menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS menurun. PDB kuartal kedua tumbuh lebih cepat dari perkiraan berkat belanja konsumen dan investasi bisnis yang kuat.
Semua mata kini tertuju pada data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis pukul 12.30 GMT. Data ini diperkirakan akan menunjukkan kenaikan 0,3 persen secara bulanan dan 2,7 persen secara tahunan pada Agustus, menurut jajak pendapat Reuters.
"Emas diperdagangkan agak lesu, dengan para pedagang enggan untuk berinvestasi pada logam mulia ini dengan keyakinan penuh jika data PCE Inti sedikit saja mencerminkan lonjakan PDB," kata Waterer.
Sementara itu, pembuat kebijakan The Fed, Stephen Miran, menganjurkan pemotongan suku bunga yang agresif untuk melindungi pasar tenaga kerja, dengan meremehkan risiko inflasi akibat tarif.
Emas batangan yang dianggap safe haven cenderung berkinerja baik dalam kondisi suku bunga rendah.
Perak spot terpantau turun 0,6 persen menjadi USD44,96 per ons, platinum melonjak 1,6 persen menjadi USD1.553,35, mendekati level tertinggi dalam 12 tahun, dan paladium naik 1,4 persen menjadi USD1.267,13. Ketiga logam tersebut menuju kenaikan mingguan.
(Febrina Ratna Iskana)