Selain itu, perolehan laba bersih juga ditarget melambung hingga 618 persen, dari Rp362 juta menjadi Rp2,6 miliar, untuk periode perbandingan yang sama.
"Harga beras khusus lebih tinggi dibandingkan beras medium, bahkan premium. Sebab, bahan baku dan pengolahannya berbeda dibandingkan beras medium. Selain menjual beras khusus, kami juga menjual beras medium," tutur Piero.
Sejauh ini, produk beras NASI dipasok ke general trade, modern trade, distributor, hingga sektor hotel, restoran dan kafe (horeka).
Sepanjang 2023 lalu, mayoritas penjualan perusahaan disumbangkan pelanggan sektor horeka sebesar Rp31,4 miliar, modern trade Rp16,4 miliar, distributor Rp17,6 miliar, general trade pihak ketiga Rp9,5 miliar dan berelasi Rp4,1 miliar.
"Meski ada ancaman resesi global dan gejolak politik pada 2024, sektor industri makanan nasional kami yakini masih akan tumbuh. Sebab, makanan, terutama beras yang diproduksi dan dijual perseroan, adalah kebutuhan pokok mayoritas masyarakat Indonesia," ungkap Piero.