sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Fokus Garap Pasar Premium, Latinusa (NIKL) Siapkan Capex Rp46,78 Miliar

Market news editor Taufan Sukma/IDX Channel
09/04/2023 16:47 WIB
Capex bakal digunakan untuk mengganti mesin dan peralatan pabrik, dengan berfokus pada produk makanan dan minuman (mamin), terutama di segmen premium.
Fokus Garap Pasar Premium, Latinusa (NIKL) Siapkan Capex Rp46,78 Miliar (foto: MNC Media)
Fokus Garap Pasar Premium, Latinusa (NIKL) Siapkan Capex Rp46,78 Miliar (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) mengaku telah menyiapkan anggaran sebesar USD3,2 juta untuk keperluan belanja modal (capital expenditure/capex) 

Dengan asumsi nilai tukar dolar AS saat ini sebesar Rp14.900 per dolar AS, maka anggaran tersebut setara dengan Rp46,78 miliar.

"Anggaran (capex didapat) dari perpaduan kas internal dan juga (pinjaman dari) lembaga keuangan," ujar Direktur Utama NIKL, Jetrinaldi, dalam paparan publik secara virtual, Kamis (6/4/2023).

Anggaran capex tersebut, menurut Jetrinaldi, bakal digunakan untuk mengganti mesin dan peralatan pabrik, dengan berfokus pada produk makanan dan minuman (mamin), terutama di segmen premium.

Pilihan fokus tersebut sengaja diambil oleh perusahaan yang juga dikenal dengan nama Latinusa itu untuk memaksimalkan kinerja di tahun ini.

Pilihan didasarkan pada catatan perusahaan, bahwa segmen mamin cenderung menghasilkan kinerja yang lebih stabil dibanding dengan segmen pasar lainnya.

Dengan memilih berfokus pada segmen mamin yang relatif stabil, diharapkan keuntungan yang diperoleh perusahaan bakal lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Segmen makanan-minuman menjadi segmen utama yang kami incar, salah satunya dengan meningkatkan penetrasi pada segmen minuman ready to drink yang selama ini dirasa masih kurang (tergarap dengan baik)," tutur Jetrinaldi.

Tak hanya memilih fokus pasar yang diincar, Jetrinaldi juga menyebut bahwa Latinusa ke depan juga bakal terus berinovasi untuk mengoptimalkan aplikasi tinplate di berbagai sektor industri penting di Tanah Air.

Sementara, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan memutuskan tidak adanya pembagian dividen untuk tahun buku 2022.

Keputusan diambil untuk lebih memperkuat struktur keuangan perusahaan yang notabene masih memiliki beban utang sebesar USD95 juta.

"Sesuai niatan penguatan struktur keuangan, bahwa kami masih memiliki utang sebesar USD95 juta, karenanya diputuskan tidak ada pembagian dividen kali ini," ungkap Jetrinaldi.

Lantaran tidak ada pembagian dividen, maka perusahaan menempatkan laba ditahan sebesar USD3,1 juta, atau setara dengan 42 persen dari laba bersih sebagai cadangan wajib. Sementara sisanya sebesar USD4,13 juta, atau 58 persen dari laba bersih, bakal dicatatkan sebagai saldo laba ditahan. (TSA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement