Beban pokok pendapatan meningkat 24.3 persen yoy menjadi USD1,945 miliar dari USD1,57 miliar, yang sebagian besar disebabkan oleh harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi antara lain harga rata-rata Naphtha di level USD851 per ton.
Selain itu, beban juga datang dari kenaikan 51 persen harga minyak mentah Brent hingga triwulan ketiga menjadi rata-rata USD102/barel, dibandingkan dengan ratarata USD68/bbl pada periode sama tahun lalu.
Perseroan mencatatkan total aset sebesar USD4,81 miliar per 30 September 2022, turun 3.6 persen dari USD4,99 miliar per 31 Desember 2021. Total liabilitas TPIA lebih rendah 4,31 persen mencapai USD1,97 miliar, sedangkan modal/ekuitas perseroan tumbuh 3,02 persen senilai USD2,84 miliar. (RRD)