sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Garuda Indonesia (GIAA) Buka Suara Soal Isu Disuntik Danantara

Market news editor Rahmat Fiansyah
21/05/2025 09:35 WIB
Danantara dikabarkan berencana menyuntik maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang saat ini mengalami defisiensi modal.
Danantara dikabarkan berencana menyuntik maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang saat ini mengalami defisiensi modal. (Foto: iNews Media Group)
Danantara dikabarkan berencana menyuntik maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang saat ini mengalami defisiensi modal. (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Danantara Indonesia dikabarkan berencana menyuntik maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang saat ini mengalami defisiensi modal.

Direktur Utama GIAA, Wamildan Tsani mengatakan, kabar aksi korporasi yang dilakukan terhadap perseroan sepenuhnya menjadi wewenang pemegang saham.

"Pada prinsipnya kebijakan dan strategi aksi korporasi tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham serta para pemangku kepentingan terkait," katanya dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (21/5/2025).

Sebagai informasi, saat ini Garuda Indonesia merupakan perusahaan yang dikendalikan oleh Danantara lewat PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia itu memiliki 59,04 miliar saham GIAA, setara 64,54 persen dari total modal disetor dan ditempatkan perseroan.

Wamildan menjelaskan, perseroan secara berkala berkoordinasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait lainnya dalam menjalankan bisnis. Selain itu, direksi juga tetap fokus memastikan perusahaan berjalan on-the-track sesuai strategi yang telah ditetapkan perusahaan.

Kinerja keuangan Garuda Indonesia saat ini masih tertekan akibat utang yang menumpuk. Pada 2024, maskapai full-service nasional itu menderita kerugian Rp1,15 triliun. Di tiga bulan pertama 2025, GIAA sudah mencatat rugi bersih Rp1,25 triliun. 

Dari sisi neraca, ekuitas Garuda Indonesia sudah minus Rp23,2 triliun, yang menandakan secara GIAA sudah insolvent alias bangkrut secara pencatatan akuntansi (technically bankrupt). Sementara utang berbunganya menembus Rp62,5 triliun hingga 31 Maret 2025.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement