IDXChannel - PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam pertemuan itu, manajemen ingin meminta restu untuk melakukan akuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR) dari PT MNC Investama Tbk (BHIT).
Dari siaran pers yang diterima tim IDX Channel, Jumat (24/12/2021), RUPSLB yang akan digelar pada 20 Januari 2022 tersebut akan menggelar tiga agenda utama, antara lain perubahan kegiatan utama perseroan, pengambilan aset perseroan dan pengambilalihan 99,33 persen saham Bhakti Coal.
"Untuk diketahui bahwa dengan nilai transaksi sebesar USD140 juta, akuisisi ini telah mencakup sembilan IUP milik BCR yang berlokasi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan," dikutip dari siaran pers yang diterbitkan IATA.
Langkah akuisisi ini juga meliputi seluruh pekerjaan yang dipegang oleh Bhakti Coal, yang terdiri atas:
1. PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC)
Kedua perusahaan ini sudah beroperasi dan aktif menghasilkan batu bara dengan kisaran GAR 2.800-3.600 kkal/kg. BSPC memiliki perkiraan total sumber daya 130,7 juta MT, sementara PMC memiliki 76,9 juta MT, dengan perkiraan total cadangan masing-masing sebesar 83,3 juta MT dan 54,8 juta MT.
2. PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE)
Kedua perusahaan ditargetkan untuk memulai produksi batubara pada 2022. Ditambah lagi, PT Energi Inti Bara Pratama (EIBP), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Primaraya Energi (PE), dan PT Putra Mandiri Coal (PUMCO) sedang disiapkan untuk beroperasi dalam satu atau dua tahun dari sekarang. Tujuh IUP ini dinilai sangat prospektif, dengan estimasi total sumber daya sebesar lebih dari 1,4 miliar MT.
3. Selain itu, BCR yang telah didukung infrastruktur memadai seperti dermaga dan jalan angkut sepanjang 12 km, terus berupaya meningkatkan kapasitas produksinya dengan rencana pembangunan dermaga dan jalan angkut baru dalam waktu dekat.
"Hingga akhir tahun ini, dengan target produksi sebesar 2,5 juta metrik ton, pendapatan BCR diperkirakan mencapai USD 74,8 juta dengan EBITDA USD 33 juta. Ke depannya, BCR akan meningkatkan produksinya menjadi 8 juta metrik ton pada 2022." (TYO)