Pada saat rampung nanti, pabrik HPAL tahap pertama diharapkan dapat berkontribusi sebesar 25% dari EBITDA perseroan. Devin menyebut bahwa, HPAL akan menjadi komponen penting sekaligus penyumbang terbesar pendapatan perseroan, jika dibandingkan dengan proyek hilirisasi lainnya.
Lebih lanjut, Pabrik HPAL ini direncanakan dapat mengolah bijih limonit dari tambang PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) dengan kapasitas Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang direncanakan sebesar 120 kiloton per tahun. MHP adalah produk intermediet nikel yang dihasilkan dari bijih nikel laterit, yang akan menjadi material tambahan yang digunakan dalam produksi baterai.
Sebagai informasi, PT Merdeka Battery Materials Tbk akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 April 2023. Saat ini perseroan tengah memasuki masa penawaran awal atau bookbuilding hingga 4 April 2023 dan menawarkan harga Rp780-Rp795 per saham.
(DES)