Harga minyak Brent melonjak 5,4 persen menjadi USD65,99 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 5,6 persen ke USD61,79 per barel.
Kenaikan ini menjadi yang terbesar sejak pertengahan Juni dan merupakan penutupan tertinggi sejak 8 Oktober.
“Pengumuman sanksi AS terhadap Rosneft dan Lukoil merupakan eskalasi besar dalam penargetan sektor energi Rusia dan bisa menjadi guncangan yang cukup besar untuk mengubah pasar minyak global menjadi defisit tahun depan,” ujar Kepala Ekonom Iklim dan Komoditas di Capital Economics, David Oxley, dikutip Reuters.
Menurut data energi AS, Rusia merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah Negeri Paman Sam pada 2024.
Selain harga minyak yang melonjak, kontrak berjangka solar AS juga naik hampir 7 persen, mendorong selisih harga (crack spread) ke posisi tertinggi sejak Februari 2024—indikator marjin keuntungan kilang.