Kondisi tersebut dinilai Raditya terbilang sangat atraktif, karena lebih dari 2x suku bunga deposito.
TUGU sendiri merupakan salah satu emiten di sektor asuransi umum yang rutin membagikan dividen setiap tahunnya.
Untuk tahun buku 2021 dan 2022 saja rasio dividen payout TUGU mencapai 40% atau meningkat dibandingkan dengan saat pandemi sebesar 35 persen.
Senada dengan Raditya, Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis, juga menilai kinerja gemilang serta potensi dividen jumbo dengan yield yang atraktif turut menjadi katalis positif investor asing mengkoleksi saham TUGU.
"Selain high dividend yield, aspek valuasi serta likuiditas transaksi juga turut menentukan appetite investor asing masuk ke TUGU. Dengan valuasi yang murah PBV kurang dari 0,5x serta posisi TUGU sebagai saham di sektor asuransi umum paling likuid juga menjadi faktor pendorong adanya inflow asing," ujar Abdul.
Abdul juga menambahkan bahwa dibandingkan dengan industrinya, aspek permodalan TUGU tergolong paling kuat sehingga kemampuan untuk membagikan dividen juga solid.
"Valuasi yang atraktif dan high dividend yield pada akhirnya membuat margin of safety dalam berinvestasi di saham TUGU menjadi besar. Inilah yang jadi pendorong mengapa asing ikut akumulasi," pungkas Azis. (TSA)