sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Gonjang Ganjing Melesatnya CDS Credit Suisse, Apa yang Terjadi?

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
04/10/2022 13:49 WIB
Terlalu dini menyimpulkan nasib Credit Suisse akan serupa, seperti Lehmann Brothers yang menyatakan pailit pada 2008.
Gonjang Ganjing Melesatnya CDS Credit Suisse, Apa yang Terjadi? (Foto: MNC Media)
Gonjang Ganjing Melesatnya CDS Credit Suisse, Apa yang Terjadi? (Foto: MNC Media)

Waspadai Krisis Sistemik Eropa

Meski demikian, Uni Eropa memang tengah dibayangi krisis finansial. European Systemic Risk Board (ESRB), sebuah lembaga watchdog yang terbentuk menangangani krisis 2008, memperingatkan, krisis keuangan Eropa sudah di depan mata.

Mengutip The Times, ESRB mewanti-wanti sistem keuangan Eropa menghadapi ancaman krisis sistemik yang disebabkan oleh penurunan nilai aset, suku bunga tinggi dan penurunan harga properti.

ESRB mengeluarkan peringatan tentang risiko keuangan "parah" yang muncul tahun ini dan meminta pembuat kebijakan untuk mengambil "tindakan tegas".

"Risiko terhadap stabilitas keuangan dapat terwujud secara bersamaan, sehingga berinteraksi satu sama lain dan memperkuat dampak satu sama lain,” kata ESRB.

ESRB menambahkan meningkatnya ketegangan geopolitik telah menyebabkan kenaikan harga energi, menyebabkan kesulitan keuangan bagi bisnis dan rumah tangga yang masih belum pulih dari pandemi Covid-19.

Pembuat kebijakan global telah didorong ke dalam tindakan darurat untuk memastikan berfungsinya pasar keuangan dengan baik.

Contoh saja, Bank of England (BOE) membeli obligasi pemerintah (gilt yield) dalam jumlah yang tidak terbatas selama beberapa hari ke depan untuk menghentikan kekhawatiran pasar.

Inggris dan Uni Eropa sama-sama mengumumkan jalur likuiditas darurat bagi perusahaan energi untuk melakukan margin call.

Selain Inggris, kementerian keuangan Jepang juga mengintervensi pasar dengan turun tangan demi menguatkan nilai tukar yen terhadap dolar minggu lalu.

ESRB mengatakan, prospek ekonomi Eropa yang memburuk dapat menyebabkan kemungkinan resesi musim dingin ini. Kondisi ini juga meningkatkan risiko kredit, serta tingginya pembayaran hipotek atau kredit pemilikan rumah (KPR) yang lebih tinggi dapat memaksa turunnya harga properti.

"Pada gilirannya, ini dapat memicu terwujudnya akumulasi risiko siklus di pasar real estat," kata dewan.

Sistem perbankan Eropa telah mengalami reformasi besar sejak krisis keuangan 2008-2009, dengan peraturan yang dirancang untuk memaksa pemberi pinjaman menahan lebih banyak modal di neraca mereka untuk mengurangi risiko.

Namun, kenaikan suku bunga yang cepat di benua itu, di mana suku bunga negatif telah menjadi ‘norma’ selama lebih dari satu dekade, telah meningkatkan tekanan di sektor keuangan.

ESRB mengatakan bank harus memperkuat ‘penyangga’ kredit mereka agar tidak terjadi fire sales selama adanya aksi tekanan jual yang besar di pasar. Fenomena fire sales ditandai dengan penjualan barang atau aset dengan harga diskon besar-besaran. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement