BBM Naik, Kendaraan Listrik Temukan Momentum?
Ramai-ramai emiten batu bara yang terjun ke industri EV menandakan makin populernya segmen ini di Tanah Air. Menurut proyeksi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), jumlah mobil listrik di pasar global akan meningkat hingga 26,95 juta unit di tahun 2030.
Di dalam negeri, Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperkirakan pada tahun 2022, mobil listrik akan tumbuh menjadi 4 ribu unit. Bahkan, jumlah tersebut akan terus bertumbuh hingga 16 ribu unit pada 2025 dan 65 ribu unit di tahun 2030.
Di samping itu, naiknya bahan bakar minyak (BBM) membuat masyarakat mulai beralih ke mobil listrik untuk meminimalisir pengeluaran. Banyaknya mobil listrik yang hadir di Indonesia juga memberikan beragam pilihan.
Mobil listrik sendiri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan mobil konvensional yang masih menggunakan BBM. Pengisian daya dari nol sampai penuh juga lebih murah ketimbang mengisi bensin yang bisa mencapai ratusan ribu.
Biaya perawatan juga lebih hemat karena tidak ada komponen yang perlu diganti secara rutin seperti oli, filter udara dan filter oli yang harus diganti secara berkala. Selain hemat BBM, mobil listrik juga dapat menghemat pengeluaran setiap bulannya.
Wakil Presiden (Wapres), Ma’ruf Amin mengungkapkan konversi mobil listrik menjadi salah satu langkah untuk menanggulangi masalah Bahan Bakar Minyak (BBM), terutama terkait kelangkaan ataupun kenaikan harganya.
“Saya kira (konversi) mobil listrik ini adalah salah satu langkah juga dalam rangka menanggulangi masalah BBM,” kata Wapres dalam keterangan resminya usai meninjau kesiapan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (30/8/2022).
Periset: Melati Kristina
(ADF)