Ini karena pengembangan pembangkit listrik terbarukan yang semakin masif dan dapat memenuhi peningkatan permintaan listrik.
Risiko utama terhadap perkiraan ini mencakup pertumbuhan produksi listrik China yang lebih kuat dari perkiraan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga air.
Melansir laporan Oilprice.com (27/6), China yang merupakan investor dan pembangkit listrik tenaga angin dan surya terbesar global. Namun demikian, China dikabarkan telah menimbun batu bara untuk mengantisipasi puncak permintaan selama musim panas.
Bloomberg juga melaporkan China telah mengumpulkan persediaan batu bara sebesar 162 juta ton selama lima bulan pertama tahun ini, setara dengan sekitar 8,5 persen konsumsi selama lima bulan tersebut, menurut data dari cqcoal.com.
Peningkatan tersebut berasal dari produksi dalam negeri dan impor. Produksi dalam negeri sebenarnya turun pada kuartal pertama tahun ini setelah serangkaian insiden fatal yang memicu penutupan dan penyelidikan di provinsi Shanxi.