sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Batu Bara Merosot, Ini Prospek dan Kinerja Sahamnya Sepekan

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
25/10/2021 08:44 WIB
Harga batu bara dunia dan Indonesia merosot selama sepekan terakhir.
Harga batu bara dunia dan Indonesia merosot selama sepekan terakhir. (Foto: MNC Media)
Harga batu bara dunia dan Indonesia merosot selama sepekan terakhir. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga batu bara dunia dan Indonesia merosot selama sepekan terakhir. Hal itu membawa performa sejumlah saham pertambangan energi mengalami pelemahan cukup signifikan.

Diketahui sepanjang lima hari perdagangan terakhir, harga batu bara di pasar derivatif acuan ICE Newcastle untuk kontrak November 2021 ambrol -20,86%, meskipun ditutup naik (4,97%) pada Jumat (22/10) di harga USD191/ton.

Untuk kontrak Oktober 2021 yang berakhir pada 29 Oktober 2021 mendatang juga menurun (-4,17%) dalam sepekan di harga USD230/ton.

Pengamat Pasar Modal Oktavianus Audi memandang ada intervensi China yang dapat mendorong penurunan harga batu bara.

"Kalau kita bicara batu bara, ini lebih banyak dipengaruhi produksi di China di mana pemerintahnya akan jor-joran produksi massal sampai akhir tahun, saya pikir itu akan mendorong harga batu bara akan turun, supply di pasar akan banyak, tentu menurunkan harga," kata Audi kepada MNC Portal, dikutip Senin (25/10/2021).

Audi melihat tren kenaikan harga batu bara sudah terjadi cukup signifikan dan rawan terjadi koreksi lebih dalam, meskipun peluang rebound masih terbuka.

"Saya pikir, koreksi 20 persenan ini sudah cukup dalam. Untuk sampai akhir tahun, kemungkinan besar balik lagi ke level tertingginya itu masih ada, tapi trennya masih ditahan China, sehingga agak sulit," tuturnya.

Koreksi harga batu bara global sepekan terakhir membuat sejumlah emiten sektor pertambangan energi mengalami penurunan. Berikut kinerja 5 saham batu bara sepekan terakhir (18 - 22 Oktober 2021):

1. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

ADRO pada akhir pekan berada di level 1735 (-1,14%). Dalam sepekan menurun (-6,72%), meski year to date masih positif (21.33%).

Selama lima hari perdagangan terakhir, sebanyak 700,8 juta lembar saham laku terjual dengan nilai mencapai Rp1,2 triliun.

Investor asing terpantau melakukan pembelian bersih akumulatif sebanyak Rp226,23 miliar

2. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PTBA mengalami koreksi pada Jumat (22/10) di level 2670 (-1,84%). Sepekan terakhir, PTBA terpuruk (-5,65%) dan membawa performa year to datenya anjlok (-4,98%).

Selama lima hari terakhir, sebanyak 217,2 juta lembar saham PTBA laku dijualbelikan dengan transaksi mencapai Rp597,7 miliar.

Investor asing masuk pembelian bersih akumulatif mencapai Rp100,49 miliar.

3. PT Indika Energy Tbk (INDY)

INDY tergelincir cukup dalam selama lima hari terakhir ditutup ARB (-6,78%) di level 1995. Selama sepekan INDY anjlok (-12,50%), meskipun year to date masih positif (15,32%).

Selama lima hari terakhir, total transaksi investor untuk saham ini mencapai Rp806,8 miliar dari 385,6 juta lembar saham yang diperdagangkan.

Asing diketahui melakukan profit taking di INDY secara akumulatif sebanyak Rp28,68 miliar.

4. PT Harum Energy Tbk (HRUM)

HRUM merosot (-3,81%) di 7575 pada akhir pekan kemarin dan membawa performa seminggunya longsor (-7,34%). Namun demikian, kinerja year to date masih di atas awan sebesar 154,19%

Sepanjang pekan terakhir, total transaksi investor di HRUM mencapai Rp341 miliar dari 41,9 juta lembar saham yang dijualbelikan.

Investor asing melakukan penjualan bersih akumulatif sebanyak Rp22,06 miliar.

5. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

BUMI mengalami longsor (-5,13%) di level 74 pada akhir pekan kemarin, membawa kinerjanya terpuruk (-14.94%). Namun, masih terdapat seberkas cahaya dalam performa year to date (2,78%).

Selama pekan terakhir, total transaksi investor mencapai Rp261,1 miliar dari 3,3 miliar lembar saham yang diperdagangkan. Asing masuk pembelian akumulatif sebanyak Rp4,55 miliar. (TIA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement