Selain itu, peningkatan signifikan dalam pembangkit listrik tenaga air di negara ini sejak akhir April diperkirakan akan terus berlanjut, sehingga berpotensi menyebabkan permintaan batu bara untuk pembangkit listrik lebih rendah dari perkiraan.
Dari berita korporasi, perusahaan milik Gautam Adani, Adani Group, diduga menjual batu bara berkualitas rendah dengan harga yang jauh lebih mahal dan klaim lebih ramah lingkungan dalam transaksi dengan perusahaan listrik negara India.
Menurut laporan Financial Times (FT) Rabu (22/5/2024), kabar ini berdasarkan dokumen yang diamankan oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
Dokumen baru yang diperoleh OCCRP dikutip FT menunjukkan pada Desember 2013, kapal MV Kalliopi L meninggalkan Indonesia membawa batu bara dengan harga tercatat USD28 per ton.
Ketika tiba di India, Adani menjual batu bara tersebut ke Tangedco seharga USD92 per ton. Menurut FT, batu bara tersebut berasal dari operasi grup pertambangan Indonesia PT Jhonlin.