Sementara itu, kekhawatiran pelaku pasar terhadap gangguan curah hujan yang tinggi serta banjir mengancam produksi buah sawit di negeri Jiran.
Melansir Reuters, Senin (14/11/2022), gangguan pasokan CPO di negara-negara produsen utama seperti Malaysia dan Indonesia akibat badai tropis diperkirakan akan berlanjut hingga kuartal pertama 2023.
Proyeksi ini akan menjaga harga tetap atraktif dalam waktu dekat, sebagaimana diungkap pejabat industri Malaysia.
Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) memproyeksikan harga CPO ada di level MYR4.000 hingga MYR4.400 per ton hingga akhir Desember akibat tingginya curah hujan serta pengaruh dari pergerakan ringgit.