Permintaan yang lemah dari China dapat membuat persediaan bertambah, yang pada akhirnya membebani harga di masa depan.
“Kami berharap harga diperdagangkan antara MYR3.700 dan MYR4.200 untuk minggu depan,” terangnya.
Sementara itu, kepala riset komoditas Sunvone Group yang berbasis di Mumbai Anil Kumar Bagani mengatakan ringgit yang lebih kuat selama seminggu terakhir juga berperan dalam jatuhnya CPO ke depan. Bagani juga mencermati dampak lebih jauh yang datang dari Beijing.
"Peningkatan kasus virus corona di China berdampak buruk pada harga energi, sehingga menghasilkan gambaran makro yang lebih lemah," ujarnya.