Di Eropa, impor kedelai dalam musim 2024-2025 yang dimulai pada Juli mencapai 3,73 juta metrik ton hingga 20 Oktober, naik 7 persen dari tahun sebelumnya.
Namun, kenaikan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan menekan harga minyak mentah, meredam sentimen positif.
Di Malaysia, pelaku industri menghadapi biaya yang lebih tinggi mulai November akibat kenaikan progresif bea ekspor dan kebijakan terkait tenaga kerja, seperti kenaikan upah minimum dan peningkatan pungutan untuk pekerja asing.
Trader minyak sawit David Ng mengatakan, prospek produksi yang lebih rendah dan permintaan yang lebih kuat telah menimbulkan ekspektasi penurunan stok.
"Ekspor Indonesia yang lebih kuat dan penurunan stok juga mendorong sentimen pasar," ujarnya kepada Bernama, Selasa (22/10).