“Tidak adanya kepastian mengenai kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara besar Asia, selain Indonesia, terus memicu volatilitas di pasar,” ujarnya.
Bagani juga menambahkan, faktor eksternal turut membatasi penguatan harga minyak sawit lebih lanjut, terutama pelemahan harga minyak nabati saingan serta menguatnya nilai tukar ringgit Malaysia.
“Pelemahan harga minyak kedelai di Chicago dan minyak lobak, ditambah dengan penguatan ringgit Malaysia, membatasi kenaikan harga,” imbuh Bagani.
Sementara, kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian tercatat turun 0,59 persen, sementara kontrak minyak sawit di bursa yang sama melemah 0,31 persen. Di Chicago Board of Trade, harga minyak kedelai juga terpantau turun 0,91 persen.
Sebagaimana diketahui, harga minyak sawit global sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lain, karena bersaing dalam pangsa pasar minyak nabati dunia.