Selain itu, ekspor CPO juga terbebani tingginya penggunaan minyak sawit untuk keperluan biodiesel di Indonesia. Kondisi ini kemungkinan akan membatasi pasokan ekspor minyak sawit hingga April 2024.
“Kami memproyeksikan stok minyak sawit akan turun sebesar 13 persen MoM pada April 24. Kami berpandangan bahwa stok minyak sawit bisa mencapai titik terendahnya pada April sebelum meningkat pada Mei karena peningkatan musiman pasokan minyak sawit dan persaingan yang ketat dengan produk pengganti minyak nabati lainnya,” tulis CIMB Securities.
CIMB juga mengatakan pada paruh kedua 2024 pasokan minyak sawit mungkin tidak sesuai harapan karena curah hujan yang lebih rendah di beberapa wilayah sejak akhir bulan Januari. Terlebih, merebaknya wabah jamur jelaga dan kutu putih di perkebunan kelapa sawit Sabah bisa mengganggu produksi.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS) hingga 30 persen di daerah yang terkena dampak.
Laporan tersebut juga mengantisipasi transisi dari El Niño ke La Niña yang bisa mengganggu produksi, dengan peluang terjadinya sebesar 60-80 persen pada paruh kedua 2024.