Dalam laporan prospeknya, lembaga ini mencatat bahwa harga emas melonjak 27 persen sepanjang 2024, didukung oleh pembelian investor dan bank sentral, meski pertumbuhan permintaan konsumen, khususnya dari China, melambat.
“Jika mengacu pada konsensus pasar terkait variabel makro utama seperti PDB, imbal hasil, dan inflasi, emas diperkirakan mencatatkan pertumbuhan positif tetapi lebih moderat pada 2025,” kata laporan tersebut.
Namun, pertumbuhan harga emas bisa lebih tinggi jika bank sentral meningkatkan pembelian emas atau jika kondisi keuangan global memburuk, mendorong investor beralih ke aset aman.
Konsumen di China, yang tahun ini cenderung menahan diri karena perlambatan ekonomi, juga dapat mengubah dinamika permintaan jika kembali aktif membeli emas.
Di sisi lain, kebijakan moneter yang lebih ketat dari Federal Reserve (The Fed) AS dapat mengurangi permintaan investasi emas.