Rusia bahkan telah mengumumkan larangan ekspor baru untuk solar dan memperpanjang larangan ekspor bensin hingga akhir tahun.
Kondisi ini memicu kekhawatiran akan kelangkaan bahan bakar di beberapa wilayah Rusia yang pada akhirnya bisa mengganggu ekspor produk minyaknya ke pasar global.
Meski demikian, Hyerczyk menyoroti adanya faktor penyeimbang. Ekspor minyak dari wilayah semi-otonom Kurdistan, Irak, berpotensi kembali mengalir melalui pipa Kirkuk–Ceyhan setelah terhenti 18 bulan.
Volume pengiriman diperkirakan 180.000-190.000 barel per hari, namun realisasi penuh masih terkendala masalah pembayaran yang membuat beberapa produsen besar seperti DNO menahan pengiriman. “Situasi ini memberi ruang bagi para ‘bull’ untuk tetap mendominasi pasar,” tuturnya.
Dari sisi permintaan, data ekonomi AS juga menjadi penopang. Produk Domestik Bruto (PDB) direvisi naik menjadi 3,8 persen secara tahunan, mengindikasikan permintaan energi yang solid.